Berikut ini adalah merupakan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh ahli majelis baik secara sengaja maupun tak sengaja, bahkan sebagian kesalahan dilakukan oleh ahli majelis dan mereka menganggapnya sebagai suatu hal yang baik, padahal syari'at Islam tidak pernah menuntunkannya. Namun, sebelum menyebutkan kesalahan-kesalahan tersebut, ada baiknya kita fahami dulu Qo’idah Bid’iyyah (Kaidah-kaidah yang bisa menjadikan amal tergolong bid’ah) sebagai dasar berpijak, agar tak menimbulkan bias dan mispersepsi.
QO’IDAH BID’IYYAH
1. Ta’rif (Definisi) Bid’ah.
Bid’ah menurut bahasa/etimologi bermakna إختراع (ikhtira’) yaitu sesuatu yang diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya, misalnya perkataan orang Arab :
1. Ta’rif (Definisi) Bid’ah.
Bid’ah menurut bahasa/etimologi bermakna إختراع (ikhtira’) yaitu sesuatu yang diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya, misalnya perkataan orang Arab :
أبدع الله الخلق
(artinya: Allah telah mengadakan makhluk dari tidak ada menjadi ada tanpa ada contoh sebelumnya, atau disingkat Allah telah menciptakan makhluk). Atau sebagaimana pula dalam firman Allah :
بديع السموات والأرض (البقرة)
artinya : Allah menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya (Al-Baqarah : 117).
Bid’ah menurut istilah/terminologi adalah :
عبارة عن طريقة في الدين مخترعة تضاهي الشرعية يقصد بالسلوك عليها المبالغة في التعبد لله سبحانه
artinya : “Cara baru dalam agama yang dibuat menyerupai syari'at dengan maksud untuk melebihkan dalam beribadah kepada Allah”9. Hal ini mengacu kepada sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ummul Mu’minin 'Aisyah Radhiallahu ‘anha, bersabda Nabi :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
artinya : “Barangsiapa yang mengada-adakan di dalam urusan (agama) ini suatu perkara yang tidak ada perintahnya maka ia tertolak.” (Muttafaq ‘alaihi), dalam riw ayat Muslim, bersabda Nabi :
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
artinya : “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tiada perintahnya dariku dari perkara ini (agama) maka ia tertolak. (HR Muslim) 10
2. Dalil haramnya bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat.11
· Dalil dari Al-Qur’an :
· Dalil dari Al-Qur’an :
وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”12 Diriwayatkan dari Abul Hujjaj bin Jubair Al-Makky13, menafsirkan ولا تتبعوا السبل (dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain), beliau berkata yang dimaksud dengan السبل (jalan-jalan yang lain) adalah bid’ah dan syubuhat.
· Dalil dari hadits Rasulullah
-1 عن أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها, قال رسول الله : من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد (متفق
عليه) و في رواية لمسلم, , قال رسول الله : من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد (رواه مسلم)
-1 عن أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها, قال رسول الله : من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد (متفق
عليه) و في رواية لمسلم, , قال رسول الله : من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد (رواه مسلم)
Dari Ummul Mu’minin 'Aisyah Radhiallahu ‘anha bersabda Rasulullah “Barangsiapa yang mengada adakan di dalam urusan (agama) ini suatu perkara yang tidak ada perintahnya maka ia tertolak.” (Muttafaq ‘alaihi), dalam riwayat Muslim, bersabda Nabi : “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tiada perintahnya dariku dari perkara ini (agama) maka ia tertolak.” (HR Muslim)
وشر الأمور محدثا
ا -2 , قال رسول الله : أما بعد، فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد
وك ّ ل محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار (متفق عليه)
وك ّ ل محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار (متفق عليه)
Bersabda Rasulullah : "Adapun setelah itu, sesungguhnya sebenar-benar kalam adalah
Kalam Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad . Sedangkan seburukburuk
suatu perkara adalah perkara yang mengada-ada (muhdats) dan tiap-tiap muhdats itu
Bid’ah dan tiap kebid’ahan itu neraka tempatnya." (Muttafaq ‘alaihi)
Kalam Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad . Sedangkan seburukburuk
suatu perkara adalah perkara yang mengada-ada (muhdats) dan tiap-tiap muhdats itu
Bid’ah dan tiap kebid’ahan itu neraka tempatnya." (Muttafaq ‘alaihi)
-3 عن عرباض بن سرية, , قال رسول الله : من يعش منكم فسيرى إخنلافا كثيرا, فعليكم بستتي و ستة الخلفاء
الزاشدين المهدين, تمسكوا ا و عضوا عليها باالنواجذ, وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة و كل
بدعة ضلالة (رواه مسلم)
Dari ‘Irbadh bin Sariyah, bersabda Rasulullah : “Barangsiapa yang hidup sepeninggalku nanti, akan melihat perselisihan yang banyak, maka peganglah sunnahku dan sunnah Khalifah yang lurus dan mendapatkan petunjuk, genggamlah dengan kuat dan gigitlah dengan gerahammu, jauhilah olehmu perkara yang muhdats (mengada-ada), karena tiap muhdats itu bid’ah dan tiap bid’ah itu sesat.” (HR Muslim) Dari hadits di atas, dinyatakan bahwa كل بدعة ضلالة (Tiap bid’ah itu sesat), yakni hal ini menunjukkan secara terang dan nyata bahwa tidak ada bid’ah hasanah, karena Rasulullah telah menjelaskan secara gamblang bahwa كل بدعة ضلالة (Tiap bid’ah itu sesat). Para ulama’ sepakat bahwa kata كل (Kullu) yang diikuti oleh اسم ناقرة ism naaqirah (obyek indefinitif) bukan اسم معرفة ‘ism ma’rifat (obyek definitif) tanpa adanya استثناء istitsna’ (pengecualian), maka ia terkena keumuman dari kata كل (Kullu) tersebut Sehingga bermakna, bahwa semua bid’ah tanpa terkecuali adalah sesat!!! Maka batallah pernyataan sebagian kaum muslimin yang menyatakan bahwa bid’ah itu ada yang hasanah.
Imam Malik, sebagaimana dinukil oleh Imam Syathibi dalam I’tisham14, menyatakan secara tegas bantahan terhadap orang-orang yang menyatakan keberadaan bid’ah hasanah, beliau rahimahullah berkata :
من ابتدع في الإسلام بدعة و يراها حسنة فقد زعم أن النبي صلّى الله عليه و سلّم خان رسالة, لأنّ الله تعالى
يقول : اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا (المائدة : 3) فما لم يكن
يومئذ دينا فلا يكون اليوم دينا.
“Barangsiapa yang mengada-adakan bid’ah di dalam Islam dan menganggapnya sebagai suatu hal yang hasanah, sungguh ia telah menuduh Rasulullah mengkhianati risalahnya, karena Allah telah berfirman : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka apa-apa yang bukan bagian agama pada hari itu (ayat ini diturunkan) maka bukanlah pula termasuk agama pada hari ini.”15
من ابتدع في الإسلام بدعة و يراها حسنة فقد زعم أن النبي صلّى الله عليه و سلّم خان رسالة, لأنّ الله تعالى
يقول : اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا (المائدة : 3) فما لم يكن
يومئذ دينا فلا يكون اليوم دينا.
“Barangsiapa yang mengada-adakan bid’ah di dalam Islam dan menganggapnya sebagai suatu hal yang hasanah, sungguh ia telah menuduh Rasulullah mengkhianati risalahnya, karena Allah telah berfirman : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka apa-apa yang bukan bagian agama pada hari itu (ayat ini diturunkan) maka bukanlah pula termasuk agama pada hari ini.”15
untuk lebih lengkapnya silahkan antum baca dari file aslinya download disini
0 komentar:
Posting Komentar